MAKALAH
LAPORAN
HARGA POKOK PRODUKSI
USAHA
PENYULIGAN MINYAK DAUN CENGKEH
DI
LEBAKBARANG
Disusun
guna memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Akuntansi Biaya
Disusun Oleh :
1.
Aji
Prabowo ( 2013115040 )
Kelas
D
Program
Studi Ekonomi Syariah
Jurusan
Syariah dan Ekonomi Islam
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
(IAIN
PEKALONGAN)
TAHUN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan
essential oils, etherial oils, atau volatile oils adalah salah satu
komoditi yang memiliki potensi besar di Indonesia. Minyak atsiri adalah ekstrak
alami dari jenis tumbuhan tertentu, baik berasal dari daun, bunga, kayu,
biji-bijian bahkan putik bunga. Usaha minyak daun cengkeh adalah salah satu
jenis minyak atsiri yang dapat dihasilkan dari tanaman cengkeh yang diperoleh
melalui proses distilasi atau proses penyulingan daun cengkeh kering. Usaha ini
relatif tidak memerlukan modal yang besar. Bahan baku utama untuk menghasilkan
minyak daun cengkeh adalah daun cengkeh kering. Daun cengkeh kering relatif
mudah diperoleh pada musim kemarau karena perkebunan cengkeh di wilayah Lebakbarang dan sekitarnya cukup banyak.
Keunggulan utama pengembangan usaha minyak daun
cengkeh adalah karena proses pengolahannya tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan. Sisa daun yang telah disuling dapat dikeringkan dan digunakan
sebagai bahan bakar dan abunya dapat digunakan sebagai pupuk. Sisa air limbah
yang sudah dipisahkan secara sempurna dengan minyak daun cengkeh tidak
menimbulkan kerusakan lingkungan. Sampai saat ini, polusi udara berupa asap
yang ditimbulkan pada saat proses penyulingan sama sekali tidak dikeluhkan oleh
warga sekitar lokasi penyulingan.
B. LANDASAN TEORI
Menurut Raiborn dan Michael (2011, h. 56)
harga pokok produksi (cost of goods manufactured) atau (CGM) adalah total
produksi biaya barang-barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer ke
dalam persediaan barang jadi selama sebuah periode.
Horngren (2008, h. 45) harga pokok produksi adalah biaya yang dibeli untuk
diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode berjalan.
Hansen dan Mowen (2006, h.48) adalah “Harga pokok produksi adalah mewakili
jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode tertentu”.
Dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan
produksi dan harus dikeluarkan untuk mengolah dan membuat bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual.Menurut objek pengeluarannya, secara garis
besar unsur-unsur biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Menurut Hansen dan Mowen (2006, h.50 h.51) Unsur-unsur biaya produksi
adalah :
1)
Biaya Bahan Baku
Langsung Bahan baku langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau
jasa yang sedang diproduksi.
2)
Biaya Tenaga Kerja
Langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada
barang atau jasa yang sedang diproduksi
3)
Biaya Overhead Pabrik
Semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam satu kategori
yang disebut ongkos overhead
Unsur-unsur yang
melekat pada harga pokok produksi terdiri atas :
(1) bahan baku,(2) tenaga kerja langsung, (3)
overheadpabrik (Sodikin dan Bogat Agus Riyono, 2012, h.280).
1) Bahan Baku
Menurut
Widilestariningtyas, dkk (2012, h.03) bahan baku adalah: “Bahan baku yang
membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit
dalam perhitungan biaya produk. Contohnya adalah kayu yang digunakan untuk
membuat mebel dan minyak mentah yang digunakan untuk membuat bensin.”
2) Tenaga Kerja Langsung
Menurut Sodikin dan
Bogat (2012, h.280) biaya tenaga kerja langsung adalah: “Tenaga yang memiliki
kinerja langsung terhadap proses pengolahan barang, baik dengan menggunakan
kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan mesin-mesin. Tenaga kerja langsung
memperoleh kontraprestasi yang disebut upah dan dikategorikan sebagai upah
tenaga kerja langsung. Jadi upah tenaga kerja langsung adalah semua
kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.”
3) Biaya Overhead Pabrik
Menurut Sodikin dan
Bogat (2012, h.280) overhead pabrik merupakan: “komponen harga pokok produksi
yang timbul dalam proses pengolahan yang tidak dapat digolongkan dalam bahan
baku dan tenaga kerja langsung.”
Menurut Menurut Carter dan Usry (2006, h. 123) metode
yang digunakan dalam menentukan harga pokok produksi menggunakan metode harga
pokok pesanan (job order costing) dan metode harga pokok proses (process
costing).
Dalam perusahaan yang memproduksi atau menjual lebih
dari satu produk atau jasa (berdasarkan pesanan), dalam suatu proses produksi
dapat dihasilkan dua jenis produk atau lebih. Karena berbagai produk tersebut
berasal dari proses pengolahan yang sama, timbul masalah pengalokasian biaya
bersama (joint cost) kepada berbagai produk yang dihasilkan tersebut.Pengertian
biaya bersama menurut
Mulyadi (2005, h.333) yaitu “Biaya bersama dapat
diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang harus
dialokasikan ke berbagai departemen baik dalam perusahaan yang kegiatan
produknya berdasarkan pesanan maupun kegiatan kegiatan produknya dilakukan
secara massa”.
Selanjutnya menurut Mulyadi (2005, h.336) untuk
mengalokasikan biaya bersama pada tiap-tiap produk bersama dapat digunakan
salah satu metode dari empat metode, yaitu:
1. Metode Nilai Jual Relatif
2. Metode satuan fisik
3. Metode Rata-Rata Biaya per Satuan
4. Metode Rata-rata Tertimbang
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Menurut Widilestariningtyas, dkk (2012, h.15)
metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur
biaya ke dalam harga pokok produksi.
Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga
pokok produksi, terdapat dua metode
yaitu :
1. Full costing
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
2. Variable costing
Variable costing
merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan
biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik
variabel.
BAB II
PEMBAHASAN
A. AKTIVA YANG DI MILIKI
NO
|
AKTIVA
|
HARGA
|
1
|
Mesin
|
Rp 10,000,000.00
|
3
|
Jerigen
|
Rp
300,000.00
|
4
|
Sekop
|
Rp
100,000.00
|
10
|
Perlengkapan
|
Rp
200,000.00
|
TOTAL
|
Rp 10,700,000.00
|
Biaya Produksi Bulanan :
Biaya-biaya
|
Satuan
|
Harga Satuan
|
Jumlah
|
Pembelian bahan baku (kg)
|
200
|
Rp 54,000.00
|
Rp 10,800,000.00
|
Biaya Operasional Bulanan:
Biaya-biaya
|
Satuan
|
Harga Satuan
|
Jumlah
|
Biaya gaji operasional mesin
|
2
|
Rp
1,500,000.00
|
Rp
3,000,000.00
|
Biaya listrik dan air
|
1
|
Rp
250,000.00
|
Rp
250,000.00
|
Biaya Transport Penjualan
|
Rp. 150,000.00
|
||
Biaya lain-lain
|
1
|
Rp 300,000.00
|
Rp 300,000.00
|
TOTAL
|
Rp 3,700,000.00
|
USAHA PENYULINGAN MINYAK DAUN CENGKEH
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
SEPTEMBER 2016
Laporan produksi
Produk masuk Proses 100
Produk Selesai 100
Produk dalam proses -
Biaya yang dibebankan
Elemen
|
Jumlah
|
PE
|
Harga Produk/unit
|
BB
|
5.400.000
|
100
|
54.000
|
BTK
|
3.000.000
|
100
|
30.000
|
BOP
|
250.000
|
100
|
2.500
|
86.500
|
PERHITUNGAN HARGA POKOK
Jumlah Harga Pokok Produk Selesai
100 X Rp. 86.500 = Rp. 8. 500.000
USAHA PENYULINGAN
MINYAK DAUN CENGKEH
LAPORAN LABA/RUGI
SEPTEMBER 2016
Penjualan ( 100 Kg@Rp. 120.000 ) Rp. 12.0000.000
HPP ( Rp. 8.500.000)
Laba Kotor Rp. 3.500.000
Biaya Transpor Penjualan (Rp. 150.000)
Biaya lain-lain (RP. 300.000)
Laba Bersih
Rp. 3.050.000
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil laporan harga pokok produksi di atas dapat di simpulkan
bahwa usaha penyulingan minyak daun cengkeh bapak Caslani warga
kec.lebakabarang memperoleh keuntungan ata laba bersih sebesar Rp. 3.050.0000,-
Pada usaha bapak Caslani ini belum dikenakan pajak, karena
berdasarkan dari hasil laba yang di peroleh usaha ini belum termasuk wajib
pajak.
B. SARAN
Melihat potensi yang berada di wilayah lebakbarang dimana terdapat
banyak perkebunan cengkeh maka usaha ini sangat bagus dan harus tetap di
lanjutkan dan di kembangkan.
Bahkan seharusnya usaha-usaha seperti ini memperoleh dukungan dari
pemerintah, untuk mengembangkan perekonomian di desa.
0 komentar:
Posting Komentar