Senin, 14 Agustus 2017

MAKALAH LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI USAHA PENYULIGAN MINYAK DAUN CENGKEH DI LEBAKBARANG



MAKALAH
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
USAHA PENYULIGAN MINYAK DAUN CENGKEH
DI LEBAKBARANG
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Akuntansi Biaya




Disusun Oleh :
1.     Aji Prabowo                ( 2013115040 )


Kelas D
Program Studi Ekonomi Syariah
Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
(IAIN PEKALONGAN)
TAHUN 2016




BAB I

PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG

Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils, atau  volatile oils adalah salah satu komoditi yang memiliki potensi besar di Indonesia. Minyak atsiri adalah ekstrak alami dari jenis tumbuhan tertentu, baik berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga. Usaha minyak daun cengkeh adalah salah satu jenis minyak atsiri yang dapat dihasilkan dari tanaman cengkeh yang diperoleh melalui proses distilasi atau proses penyulingan daun cengkeh kering. Usaha ini relatif tidak memerlukan modal yang besar. Bahan baku utama untuk menghasilkan minyak daun cengkeh adalah daun cengkeh kering. Daun cengkeh kering relatif mudah diperoleh pada musim kemarau karena perkebunan cengkeh di wilayah Lebakbarang dan sekitarnya cukup banyak.
Keunggulan utama pengembangan usaha minyak daun cengkeh adalah karena proses pengolahannya tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Sisa daun yang telah disuling dapat dikeringkan dan digunakan sebagai bahan bakar dan abunya dapat digunakan sebagai pupuk. Sisa air limbah yang sudah dipisahkan secara sempurna dengan minyak daun cengkeh tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Sampai saat ini, polusi udara berupa asap yang ditimbulkan pada saat proses penyulingan sama sekali tidak dikeluhkan oleh warga sekitar lokasi penyulingan.



B.     LANDASAN TEORI

Menurut Raiborn dan Michael (2011, h. 56) harga pokok produksi (cost of goods manufactured) atau (CGM) adalah total produksi biaya barang-barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer ke dalam persediaan barang jadi selama sebuah periode.
Horngren (2008, h. 45) harga pokok produksi adalah biaya yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode berjalan.
Hansen dan Mowen (2006, h.48) adalah “Harga pokok produksi adalah mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode tertentu”.
Dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi dan harus dikeluarkan untuk mengolah dan membuat bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar unsur-unsur biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Menurut Hansen dan Mowen (2006, h.50 h.51) Unsur-unsur biaya produksi adalah :
1)      Biaya Bahan Baku Langsung Bahan baku langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi.
2)      Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi
3)      Biaya Overhead Pabrik Semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja  langsung dikelompokkan ke dalam satu kategori yang disebut ongkos overhead
Unsur-unsur yang melekat pada harga pokok produksi terdiri atas :
(1) bahan baku,(2) tenaga kerja langsung, (3) overheadpabrik (Sodikin dan Bogat Agus Riyono, 2012, h.280).
1)      Bahan Baku
Menurut Widilestariningtyas, dkk (2012, h.03) bahan baku adalah: “Bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Contohnya adalah kayu yang digunakan untuk membuat mebel dan minyak mentah yang digunakan untuk membuat bensin.”
2)      Tenaga Kerja Langsung
Menurut Sodikin dan Bogat (2012, h.280) biaya tenaga kerja langsung adalah: “Tenaga yang memiliki kinerja langsung terhadap proses pengolahan barang, baik dengan menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan mesin-mesin. Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang disebut upah dan dikategorikan sebagai upah tenaga kerja langsung. Jadi upah tenaga kerja langsung adalah semua kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.”
3)      Biaya Overhead Pabrik
Menurut Sodikin dan Bogat (2012, h.280) overhead pabrik merupakan: “komponen harga pokok produksi yang timbul dalam proses pengolahan yang tidak dapat digolongkan dalam bahan baku dan tenaga kerja langsung.”

Menurut Menurut Carter dan Usry (2006, h. 123) metode yang digunakan dalam menentukan harga pokok produksi menggunakan metode harga pokok pesanan (job order costing) dan metode harga pokok proses (process costing).
Dalam perusahaan yang memproduksi atau menjual lebih dari satu produk atau jasa (berdasarkan pesanan), dalam suatu proses produksi dapat dihasilkan dua jenis produk atau lebih. Karena berbagai produk tersebut berasal dari proses pengolahan yang sama, timbul masalah pengalokasian biaya bersama (joint cost) kepada berbagai produk yang dihasilkan tersebut.Pengertian biaya bersama menurut
Mulyadi (2005, h.333) yaitu “Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang harus dialokasikan ke berbagai departemen baik dalam perusahaan yang kegiatan produknya berdasarkan pesanan maupun kegiatan kegiatan produknya dilakukan secara massa”.
Selanjutnya menurut Mulyadi (2005, h.336) untuk mengalokasikan biaya bersama pada tiap-tiap produk bersama dapat digunakan salah satu metode dari empat metode, yaitu:
1.      Metode Nilai Jual Relatif
2.      Metode satuan fisik
3.      Metode Rata-Rata Biaya per Satuan
4.       Metode Rata-rata Tertimbang
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi.  Menurut Widilestariningtyas, dkk (2012, h.15) metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi.
Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat  dua metode yaitu :
1.       Full costing
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
2.      Variable costing
Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik variabel.






BAB II

PEMBAHASAN

A.    AKTIVA YANG DI MILIKI


NO
AKTIVA
 HARGA
1
Mesin
 Rp      10,000,000.00
3
Jerigen
 Rp          300,000.00
4
Sekop
 Rp           100,000.00
10
Perlengkapan
 Rp           200,000.00

TOTAL
 Rp    10,700,000.00

Biaya Produksi Bulanan :

Biaya-biaya
Satuan
Harga Satuan
Jumlah
Pembelian bahan baku (kg)
       200
 Rp           54,000.00
 Rp   10,800,000.00

Biaya Operasional Bulanan:

Biaya-biaya
Satuan
Harga Satuan
Jumlah
Biaya gaji operasional mesin
2
 Rp    1,500,000.00
 Rp      3,000,000.00
Biaya listrik dan air
1
 Rp        250,000.00
 Rp          250,000.00
Biaya Transport Penjualan


 Rp.         150,000.00
Biaya lain-lain
1
 Rp        300,000.00
 Rp           300,000.00
TOTAL


 Rp       3,700,000.00







USAHA PENYULINGAN MINYAK DAUN CENGKEH

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI

SEPTEMBER 2016
Laporan produksi
Produk masuk Proses                                                                                      100
Produk Selesai                                                    100
Produk dalam proses                                 -

Biaya yang dibebankan
Elemen
Jumlah
PE
Harga Produk/unit
BB
5.400.000
100
54.000
BTK
3.000.000
100
30.000
BOP
250.000
100
2.500



86.500

PERHITUNGAN HARGA POKOK
Jumlah Harga Pokok Produk Selesai   100 X Rp. 86.500 =  Rp. 8. 500.000

            USAHA PENYULINGAN MINYAK DAUN CENGKEH

LAPORAN LABA/RUGI

SEPTEMBER 2016

Penjualan         ( 100 Kg@Rp. 120.000 )     Rp. 12.0000.000
HPP                                                               ( Rp. 8.500.000)
Laba Kotor                                                                              Rp.  3.500.000
Biaya Transpor  Penjualan                                                      (Rp.    150.000)
Biaya lain-lain                                                                         (RP.    300.000)
Laba Bersih                                                                           Rp. 3.050.000

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN


Dari hasil laporan harga pokok produksi di atas dapat di simpulkan bahwa usaha penyulingan minyak daun cengkeh bapak Caslani warga kec.lebakabarang memperoleh keuntungan ata laba bersih sebesar Rp. 3.050.0000,-
Pada usaha bapak Caslani ini belum dikenakan pajak, karena berdasarkan dari hasil laba yang di peroleh usaha ini belum termasuk wajib pajak.

B.     SARAN


Melihat potensi yang berada di wilayah lebakbarang dimana terdapat banyak perkebunan cengkeh maka usaha ini sangat bagus dan harus tetap di lanjutkan dan di kembangkan.
Bahkan seharusnya usaha-usaha seperti ini memperoleh dukungan dari pemerintah, untuk mengembangkan perekonomian di desa.
Image result for pengolahan minyak cengkeh







 

 

 

 

 




 


0 komentar:

Posting Komentar